Setiap tahunnya, National Geographic merilis daftar destinasi wisata terbaik di dunia. Pada tahun 2025, daftar ini kembali mengejutkan publik dengan berbagai pilihan yang mencakup keindahan alam, kekayaan budaya, hingga potensi petualangan ekstrem. Salah satu kejutan membanggakan datang dari Indonesia: Raja Ampat berhasil masuk sebagai salah satu dari tujuh destinasi wisata terbaik dunia versi National Geographic tahun ini. Bersumber dari laman yukberlibur, Berikut adalah tujuh destinasi terbaik dunia untuk tahun 2025 menurut National Geographic.
1. Raja Ampat, Indonesia
Raja Ampat tidak hanya terkenal di dalam negeri, tetapi kini telah diakui secara global. Terletak di Papua Barat, kawasan ini dikenal sebagai surga bawah laut dengan keanekaragaman hayati laut tertinggi di dunia. Terumbu karangnya yang masih alami, air laut yang jernih, serta kekayaan biota laut menjadikan Raja Ampat sebagai magnet bagi para penyelam dan pecinta alam.
National Geographic menyoroti upaya konservasi yang berhasil dilakukan masyarakat lokal dan pemerintah dalam menjaga kelestarian kawasan ini. Ekowisata yang berkelanjutan menjadi alasan kuat mengapa Raja Ampat layak masuk dalam daftar destinasi terbaik 2025.
2. Patagonia, Chili dan Argentina
Patagonia kembali masuk dalam radar wisatawan dunia. Wilayah ini membentang di bagian selatan Chili dan Argentina dan menawarkan lanskap dramatis berupa pegunungan bersalju, gletser raksasa, danau biru, serta padang tandus yang luas.
National Geographic merekomendasikan Patagonia sebagai destinasi bagi para petualang sejati. Aktivitas seperti hiking di Torres del Paine atau menyusuri Gletser Perito Moreno disebut sebagai pengalaman tak terlupakan yang bisa dinikmati di tahun 2025.
3. Kyoto, Jepang
Kyoto terkenal sebagai pusat budaya dan sejarah Jepang. Dengan lebih dari 1.000 kuil dan taman tradisional, kota ini menjadi destinasi spiritual dan estetis yang sangat diminati wisatawan dari seluruh dunia.
Pada tahun 2025, Kyoto dipilih National Geographic karena keberhasilannya memadukan modernitas dan tradisi secara harmonis. Pemerintah lokal juga menerapkan kebijakan wisata berkelanjutan, menjaga keseimbangan antara arus turis dan kelestarian situs bersejarah.
4. Valle de Cocora, Kolombia
Valle de Cocora adalah lembah hijau di Kolombia yang menjadi rumah bagi pohon palem lilin (wax palm) tertinggi di dunia. Kawasan ini menjadi simbol keindahan alam Kolombia dan semakin dikenal dunia berkat promosi pariwisata hijau.
National Geographic mengapresiasi inisiatif Kolombia dalam membuka akses wisata ke Valle de Cocora secara bertanggung jawab, termasuk pelibatan komunitas lokal dalam pengelolaan wisata. Panorama menakjubkan dan peluang trekking menjadikan lembah ini salah satu tujuan utama 2025.
5. Rotorua, Selandia Baru
Rotorua adalah destinasi wisata geothermal di Pulau Utara Selandia Baru. Terkenal dengan geyser, kolam lumpur panas, dan budaya suku Maori yang kuat, Rotorua menghadirkan perpaduan antara keajaiban alam dan warisan budaya.
Daftar National Geographic tahun ini menempatkan Rotorua karena fokusnya pada pelestarian budaya lokal serta inovasi wisata edukatif. Wisatawan dapat belajar langsung tentang budaya Maori sekaligus menikmati terapi air panas alami.
6. Ljubljana, Slovenia
Ljubljana, ibu kota Slovenia, adalah kota kecil nan menawan yang memimpin gerakan kota hijau di Eropa. Dengan sungai yang bersih, sistem transportasi bebas kendaraan bermotor di pusat kota, dan taman kota yang luas, Ljubljana menjadi inspirasi bagi kota-kota lain di dunia.
National Geographic mengangkat Ljubljana sebagai contoh kota masa depan yang ramah lingkungan, berbudaya, dan nyaman bagi wisatawan maupun penduduknya.
7. Banff National Park, Kanada
Banff adalah taman nasional tertua di Kanada yang menawarkan pemandangan spektakuler Pegunungan Rocky. Danau-danau berwarna biru kehijauan, jalur pendakian indah, dan keanekaragaman fauna liar menjadikan Banff sebagai surganya pecinta alam.
Tahun 2025, Banff mendapat sorotan karena upaya restorasi ekologis yang signifikan, termasuk pengelolaan sampah wisata dan pembatasan jumlah pengunjung di beberapa area sensitif. Ini menjadikan Banff contoh keberhasilan konservasi di tengah tekanan pariwisata global.
Bagi para pelancong, daftar di atas bisa menjadi panduan dalam memilih tujuan perjalanan yang tidak hanya indah, tetapi juga memiliki nilai konservasi dan budaya yang tinggi. Tahun 2025 adalah waktu yang tepat untuk menjelajahi dunia dengan lebih bijak dan bertanggung jawab.